站点图标 Yifang

7 Konsonan Mandarin yang Paling Membingungkan: Bedanya Zh, Ch, Sh, R dengan Z, C, S

Bahasa Mandarin dikenal sebagai salah satu bahasa yang menantang untuk dipelajari, terutama bagi penutur asli bahasa Indonesia. Selain jumlah karakternya yang sangat banyak, tantangan lain justru datang dari pelafalan. Sering kali, dua bunyi terdengar mirip di telinga kita, tetapi ternyata memiliki perbedaan mendasar. Salah satunya adalah kelompok konsonan zh, ch, sh, r dan kelompok z, c, s.

Kesalahan dalam mengucapkan huruf-huruf ini bisa berakibat fatal. Kata yang semula bermakna baik bisa berubah artinya hanya karena posisi lidah yang kurang tepat. Maka dari itu, memahami anatomi mulut, posisi lidah, dan cara pengucapan yang benar menjadi kunci utama untuk menguasai bahasa Mandarin dengan baik.

Mengapa Konsonan Ini Sulit untuk Orang Indonesia?

Sebagai penutur bahasa Indonesia, kita terbiasa dengan pola bunyi yang sederhana dan tidak terlalu banyak variasi dalam konsonan. Namun, dalam bahasa Mandarin, bunyi konsonan tertentu mengandalkan posisi lidah yang lebih spesifik dan terkadang asing bagi kita.

Misalnya, konsonan zh tidak bisa disamakan dengan bunyi “j” dalam bahasa Indonesia, meskipun terdengar serupa. Begitu juga dengan r dalam bahasa Mandarin, yang jelas berbeda dari “r” bahasa Indonesia yang bergetar di ujung lidah. Inilah yang sering membuat pelajar pemula merasa bingung dan terkadang menyerah di awal.

Kelompok Pertama: Zh, Ch, Sh, R

Mari kita mulai dengan kelompok pertama, yaitu zh, ch, sh, r.

 Keempat bunyi ini memiliki satu kesamaan, yakni posisi lidah yang sedikit menekuk ke belakang dan agak melengkung ke arah langit-langit mulut.

  • Zh (): Bunyi ini mirip dengan “tje” dalam bahasa Indonesia. Namun, lidah sedikit ditarik ke belakang sehingga tidak sepenuhnya sama dengan bunyi “j”.
  • Ch (): Hampir sama dengan zh, tetapi diikuti hembusan udara yang kuat. Bisa diibaratkan seperti “tche” dengan tambahan dorongan napas.
  • Sh (): Bunyi ini serupa dengan “she” dalam bahasa Inggris. Lidah tetap menekuk ke belakang, namun suara keluar lebih lembut.
  • R (): Nah, inilah yang cukup membingungkan. Bunyi “r” di sini tidak sama dengan “r” dalam bahasa Indonesia. Pelafalannya lebih dalam, tebal, dan agak mirip dengan “re” namun tanpa getaran.

Bagi orang Indonesia, posisi lidah yang harus menekuk ke belakang inilah yang sering terasa aneh. Tetapi, dengan latihan rutin, otot lidah akan terbiasa, dan pelafalan pun akan semakin natural.

Kelompok Kedua: Z, C, S

Setelah memahami kelompok pertama, kita beralih ke kelompok kedua: z, c, s. Berbeda dengan sebelumnya, kelompok ini lebih menekankan posisi lidah yang datar.

  • Z (): Bunyi ini mirip dengan “dz”, seperti saat kita mengucapkan “dzikir”. Ujung lidah berada dekat gigi depan atas.
  • C (): Hampir sama dengan “z”, tetapi ditambah hembusan udara yang lebih kuat. Bisa dibayangkan seperti “tsh”.
  • S (): Bunyi ini paling mudah, karena sama dengan “s” dalam bahasa Indonesia, misalnya dalam kata “sekolah”.

Perbedaan paling mencolok dari dua kelompok ini adalah letak lidah. Kelompok zh-ch-sh-r menuntut lidah agak melengkung ke belakang, sementara z-c-s menuntut lidah datar dan dekat dengan gigi depan.

Strategi Belajar Pelafalan yang Efektif

  1. Gunakan cermin. Belajar dengan bercermin akan membantu Anda memahami posisi lidah dan bentuk mulut.
  2. Latih pendengaran. Dengarkan audio penutur asli, lalu tirukan. Rekam suara Anda sendiri untuk membandingkan.
  3. Fokus pada satu kelompok dulu. Jangan terburu-buru mempelajari keduanya sekaligus. Setelah nyaman dengan zh-ch-sh-r, barulah beralih ke z-c-s.
  4. Latihan berulang. Lidah adalah otot, dan otot hanya bisa terbiasa jika dilatih terus-menerus.

Pentingnya Menguasai Pelafalan untuk Karier

Kemampuan berbahasa Mandarin bukan hanya soal komunikasi sehari-hari. Di era globalisasi, banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia dan membutuhkan tenaga kerja yang mampu berkomunikasi lintas budaya. Namun, sekadar bisa menerjemahkan saja tidak cukup. Perusahaan lebih menghargai karyawan yang mampu berpikir, berkontribusi, dan mengambil inisiatif layaknya seorang intrapreneur.

Menguasai bahasa Mandarin dengan baik, termasuk pelafalannya, dapat menjadi pintu masuk menuju kesempatan karier yang lebih luas. Di sinilah peran pembelajaran yang terstruktur sangat penting.

Kesimpulan

Pelafalan konsonan zh, ch, sh, r, z, c, s memang menantang, tetapi bukan berarti mustahil dikuasai. Dengan pemahaman posisi lidah, latihan yang konsisten, serta motivasi untuk meningkatkan diri, siapa pun bisa terbiasa dan mengucapkannya dengan benar.

Jika Anda serius ingin belajar, jangan berhenti di teori saja. Latihan praktik sangat penting, dan belajar langsung dari sumber terpercaya akan membuat perjalanan lebih mudah.

📌 Tonton video Kelas Bahasa Mandarin di channel YouTube Yifang Academy di sini: www.youtube.com/@yifangacademy

 🚀 Ikuti juga Intrapreneurship Program Yifang Academy untuk mengembangkan potensi karier Anda di perusahaan Tiongkok. Daftar gratis dengan klik link ini 👉 https://bit.ly/4lu5uRj

退出移动版